Membuat nama brand adalah hal dasar yang harus Anda lakukan sebelum mulai membuka sebuah bisnis. Nama brand yang baik mampu memperkenalkan dan membangkitkan rasa ingin tahu calon pelanggan tentang brand Anda. Nama akan membantu audiens memahami, mengingat, dan membedakan Anda dari para pesaing Anda.
Tidak ada aturan baku tentang apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan untuk membuat nama brand. Misalnya, beberapa merek seperti Adidas hanya menggabungkan nama panggilan pendirinya dengan tiga huruf acak untuk membuat nama merek yang mudah diingat.
Sedangkan yang lainnya, seperti Xerox, berasal dari kependekan kata “xerography”, nama teknis untuk proses penyalinan kering yang digunakan mesin fotokopi. Tapi biasanya A-creative menggunakan beberapa pedoman dasar membuat nama brand di bawah ini untuk mengembangkan sebuah brand.
Mudah Diingat dan Diucapkan
Pernahkah Anda melihat sebuah iklan yang menarik, namun kemudian tak bisa mencari produk karena kesulitan mengingat namanya. Nama yang sulit diingat memang merusak, karena membuat perjalanan pelanggan menjadi terhambat. Jadi, ketimbang memilih nama brand yang terinspirasi dari etimologi tertentu yang rumit diucapkan dan diingat, pilihlah sesuatu yang mudah diingat.
Berbeda
Coba pikirkan, ada berapa banyak penjual Pizza yang ada di dunia? Ribuan bahkan jutaan. Namun, hanya ada satu yang menggunakan nama Domino. Membuat nama brand yang generik hanya bisa berfungsi untuk bisnis lokal, tetapi sulit dibuat menjadi brand berskala nasional. Maka pikirkan sebuah nama yang unik, berbeda, namun tetap relevan dengan bisnis Anda.
Memancing Rasa Penasaran
Nama yang bagus harus membuat orang penasaran tentang brand tersebut. Misalnya, saat Anda mengetahui King Koil adalah merek spring bed, Anda mungkin ingin tahu mengapa mereka menggunakan nama itu. Nama menarik Anda untuk mempelajari lebih lanjut hubungan nama tersebut dengan produk mereka atau cerita dibelakang penamaan brand tersebut.
Masuk akal
Saat membuat nama brand, Anda harus memilih yang benar-benar dilakukan bisnis Anda. Tak harus berhubugan langsung, namun tetap harus masuk akal. Misalnya, Nike adalah dewi kemenangan pada etimologi Yunani. Kemenangan merupakan hal yang sangat relevan dengan pasar bisnis yang digarap oleh Nike.
Fleksibel
Anda harus memilih nama brand yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan bisnis Anda. Misalnya jika Anda ingin membuat sebuah toko makanan Chinese, Anda mungkin bisa menghindari memberi nama yang mengandung menu spesifik. Jika tren menu spesifik tersebut berlalu, nama tersebut tidak memberi Anda banyak ruang gerak untuk berubah dan berkembang. Kecuali, Anda yakin bahwa pasar spesifik ini bukanlah tren semata dan Anda ingin menjadi yang terdepan dalam bidang ini.
Membangkitkan Emosional
Nama brand yang baik memiliki kemampuan untuk menyentuh sisi emosional target pelanggannya. Misalnya, brand Sharing Happiness, Merdeka, atau Kitabisa mampu membangkitkan emosional pelanggan segera setelah membaca nama brand tersebut. Ini sesuai dengan konsep emosional yang memprovokasi emosi pelanggan
Meskipun jelas bahwa strategi bisnislah yang akan membuat perbedaan besar pada perkembangan sebuah bisnis, namun membuat nama brand yang tidak relevan, tidak menarik atau terlalu rumit dapat mengakibatkan perkembangan bisnis Anda terhambat.
Nama brand yang mampu mengomunikasikan esensi produk, menonjolkan citra positif, dan membangkitkan hubungan emosional yang positif akan mampu mendorong sebuah bisnis melangkah lebih jauh. Kunjungi a-creative.id atau follow @acreative.id di Instagram untuk konten menarik lainnya.