Dalam hal pemasaran produk modern, data menjadi sebuah hal yang vital. Sebuah bisnis harus mampu mengumpulkan data penting tentang pengguna dan bagaimana mereka berinteraksi dengan produk atau layanan mereka. Ada dua acuan dalam pengambilan keputusan yang penggunaanya harus tepat yakni antara data driven vs data informed.
Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing sehingga diperlukan pemahaman untuk menggunakannya dengan tepat. Jadi, bagaimana perbandingan data driven atau data informed dan kapaan saat yang tepat bagi Anda untuk mengunakannya?
Perbedaan Antara Data Driven Dan Data Informed
Data driven vs data informed mewakili dua pendekatan berbeda dalam pekerjaan yang didasari dengan data. Dalam data driven data adalah yang terpenting, tim marketing akan menempatkan data sebagai acuan keputusan mereka dimana data menjadi input utama. Ketika tim mendiskusikan keputusan tertentu, setiap solusi untuk suatu masalah dievaluasi sesuai dengan data yang dimiliki.
Di sisi lain, dalam pengambilan keputusan berdasarkan data informed tim marketing menggunakan data sebagai salah satu bahan referensi. Dengan kata lain, tim marketing menggunakan data sebagai sumber informasi bersama dengan input lain seperti intuisi atau pengalaman di masa lalu.
Pada intinya, hanya mengandalkan data dapat menyebabkan pengambilan keputusan yang kurang optimal. Terkadang, data yang kurang lengkap tak mampu mendefinisikan perilaku atau pengalaman tertentu. Untuk itu, pada kondisi tertentu dibutuhkan data informed dimana data hanyalah salah satu input kunci di antara faktor-faktor lainnya.
baca juga : Data Driven Vs Data Informed, Ini Plus Minusnya
Kapan Penggunaan Data Driven Vs Data Informed?
Untuk mengetahui pendekatan mana yang tepat untuk sebuah bisnis, Anda perlu mempertimbangkan faktor-faktor di bawah ini :
Tujuan
Untuk memvalidasi keputusan, data driven sangat penting. Misal Anda ingin memperbarui kampanye iklan, cukup analisa data kampanye satu bulan yang lalu untuk mengetahui apakah kampanye tersebut telah mampu menarik penjualan.
Berbeda jika kita akan memulai kampanye baru. Sulit untuk mengetahui metrik apa yang harus dioptimalkan di awal. Di sinilah kombinasi antara data, pengalaman dan intuisi dibutuhkan. Pada dasarnya, data driven baik digunakan sebagai acuan memvalidasi keputusan, sedangkan data informed baik digunakan ketika ingin memasarkan produk baru.
Sifat Masalah
Pemahaman akan masalah memudahkan Anda untuk memilih pendekatan antara data driven vs data informed. Misal jika penjualan pada website menurun, Anda harus fokus pada data, analisis kunjungan dan identifikasi mengapa pengunjung enggan menyelsaikan pembayaran.
Namun jika produk Anda memasuki fase kadaluarsa, sangat penting untuk membawa sesuatu yang baru dalam bentuk peningkatan. Dalam kasus seperti itu, Anda wajib beralih ke data informed, menghasilkan ide segar dan mengevaluasi kelayakan peningkatan.
Ukuran Bisnis
Untuk bisnis skala kecil atau bisnis baru, data driven akan berfungsi dengan baik. Data driven juga mendorong sebuah bisnis untuk menempatkan mekanisme pengumpulan dan analisis data secara efisien yang menjadi dasar untuk berkembang secara lebih efektif.
Sedangkan, untuk bisnis yang lebih mapan tentu akan ada perbedaan fokus. Dalam tahap ini, ada kewajiban untuk menjaga retensi pelanggan dan mencegah produk mencapai fase kadaluarsa. Sebuah bisnis harus mampu menciptakan nilai bagi pelanggannya, yang harus mengkombinasikan data dengan input-input lain. Pemasaran yang baik berasal dari keseimbangan antara data dan intuisi.
Itulah mengapa penting untuk menggunakan pendekatan data driven vs data informed dalam pemasaran produk Anda. A-Creative siap membantu Anda mengembangkan bisnis melalui digital marketing dengan kualitas layanan yang terjamin.